Sunday, July 14, 2013

Missing My Hunting



Waktu buka file-file poto lama, tiba-tiba ngeliat satu folder yang udah lama banget gak dibuka. Yes, itu folder foto Mutia. Mutia is model yang dulu sering diajak ikutan kalo aku, Zamzam, Ario, Jovy, Indri dan abangnya Kiki mau motret. Dulu waktu diajakin foto-foto, Mutia masih kelas 2 SMA. Cita-citanya pengen nerusin kuliah di Unsri jurusan Kedokteran, sesuai dengan harapan ayahnya yang belakangan akhirnya jadi harapan dia juga. Buat sebagian orang, Mutia ini dianggap biasa aja.  Tapi buat aku, Mutia ini berbeda. Kepribadian dan karakternya yang menurutku kuat, membuat dia terlihat unik dan menarik.

Rasanya lucu kalo diinget-inget lagi gimana pengalaman pertama kami ngajak Mutia untuk ikut foto-foto. Waktu itu Zamzam yang dianggap paling jago ngomong dan cakep di "paksa" untuk jemput Mutia sekalian ijin ke ortunya buat di foto. Setelah nunggu di meeting point selama satu jam, akhirnya Zamzam datang dan bilang kalo ortunya udah oke anaknya diajak foto, dengan syarat mamanya sama adeknya kudu ikut juga. Berhubung mama dan adeknya ikut, akhirnya kami pun memutuskan motret di Braga lalu lanjut ke Taman Lalu Lintas aja biar mamanya gak sulit klo mau nyari anaknya. 

Foto sesi pertama dimulai. Kami menyusuri jalan Braga sambil mencari spot-spot yang kece buat motret. Karena masih perdana, jadi kami gak terlalu banyak bawa properti untuk motret. Untungnya ada Jovy yang selain bawa kamera buat motret, dia juga bawa kamera Ricoh antiknya. Dan voila, sesi pertama pun selesai.

Mutia di salah satu sisi jalan Braga
bergaya dengan kamera Ricoh "Jovy"
Hari udah hampir siang, tapi hasrat motret masih membara. Jadi kami pun langsung melanjutkan perjalanan kami sebelum tengah hari menuju lokasi kedua. Di sini Mutia memutuskan untuk mengganti kostumnya. Dan kami juga memutuskan membeli balon untuk properti motret. Balonnya sih gak terlalu oke dan sesuai harapan. Tapi lumayanlah buat pemanis. Sesi motret juga selesai sebelum jam 1, dan lagi-lagi kami masih belum puas dengan hunting hari ini, sehingga kami-pun bikin janji lagi dengan Mutia untuk ngajak dia foto-foto di hari lain.

Mutia dan Balon
Hasil arahan Mas Agung
No, she's not sleeping.
Dan hari lain itu-pun tiba. Lagi-lagi demi gak repot nyari lokasi motret dan gak kesorean buat Mutia pulang, kami memutuskan motret di Braga. Hari udah siang, cahaya matahari terlalu terik. Ini cukup menyulitkan kami yang mau motret. Sehingga kalau matahari tertutup awan, momen itu yang kami pakai untuk motret. Hal ini tentu saja membuat hasil foto tidak terlalu banyak. 

lagi-lagi dengan kamera Jovy dan helm andalan Jovy ^^
Mutia dan Mutia ^^
Well, last but not least, intinya aku kangen motret lagi. Kangen hunting sama temen motret yang gokil. Kangen zamzam yang penuh semangat. Kangen Jovy yang nyeni banget dengan ke-vitage-annya. Kangen Indri yang tomboi tapi charming. Kangen Ario yang polos. Kangen mas Agung yang suka ngajarin aku. Juga kangen sama Mutia yang sekarang entah dimana.. Miss u lots, pren *bighug*.

Zamzam dan si hijau yang udah ilang
Jovy "dihantui" fitri
miss u all, pren.. Jovy, Mutia, Ario, Indri dan Zamzam

No comments: