Monday, December 22, 2014

Fill The Shadow..

Dulu, tahun lalu, saya pernah membuat tulisan tentang permainan menyamakan bentuk
Well, dulu saya menggunakan mainan buatan saya ini untuk dipakai ke anak TKA (usia 4-5 tahun). Namun seiring berjalannya waktu dan bertambahnya umur saya, umur mengajar maksudnya, hehe, saya rasa permainan yang saya buat dulu lebih cocok untuk anak klab (usia 2-4 tahun). Mengapa? Karena pemainan itu kurang menantang untuk anak usia TKA. Sehingga permainan menyamakan bentuk benda yang saya buat dulu itu pun turun kelas.
anak Klab sedang bermain menyamakan bentuk hewan
Sebagai gantinya, untuk anak TKA, khususnya anak kelas saya, saya membuat permainan bentuk yang diintegrasikan dengan kegiatan pengenalan huruf, namun ini bukan berarti anak-anak akan dipaksa mengenal huruf secara langsung ya.
Untuk awal, anak-anak hanya diminta menyamakan bentuk simbol huruf bayangan dengan huruf karet yang ada. Dari sana, diharapkan terjadi proses pengenalan huruf secara alami pada anak melalui kegiatan bermain bersama teman. Anak-anak akan bertukar informasi mengenai simbol huruf yang mereka tahu kepada teman lainnya, sehingga proses pengenalan huruf ini terjadi secara alami. Dan alhamdulillah, hal ini juga terjadi di kelas saya saat ini. Anak-anak melakukan tepat seperti yang saya prediksi, mereka saling membagi pengetahuan dan menginspirasi. Tugas guru tetap sebagai fasilitator yang mendampingi dan menambah serta memperkuat pengetahuan dan kemampuan anak, khususnya tentang huruf yang sedang mereka mainkan. ^^

anak TKA Awan sedang bermain menyamakan bentuk huruf

Maze Runner for Kiddos

Memang benar kata orang, inspirasi bisa datang kapan saja dan dimana saja. 
Kegiatan yang satu ini pun datangnya gara-gara browsing ide kegiatan main lego di Pinterest dan ternyata yang ditemukan adalah sebuah kegiatan menarik untuk anak sebelum ia masuk ke tahapan bermain dengan paper pencil. And yes, kegiatan itu adalah kegiatan bermain maze. 

Mungkin belum banyak yang tahu apa itu main maze. 
Yeap, seperti halnya film Maze Runner, main maze itu bisa juga disebut sebagai main mencari jalan keluar di labirin. Kegiatan main maze sendiri mempunyai banyak fungsi, diantaranya :
1. Memperhalus gerakan tangan
2. Dapat memperbaiki tulisan dan gambar anak

3. Memperkuat konsentrasi
4. Melatih menyelesaikan masalah (problem solving

Sayangnya tidak semua anak mahir bermain maze. Untuk membantu anak agar paham dengan cara bermain maze, saya mengaplikasikan ide bermain maze dengan lego dan duplo yang saya dapat di Pinterest. Media yang digunakan adalah lego atau duplo, papan alas dan kelereng. Jika semua alat bahan sudah tersedia, kita tinggal menyusun lego atau duplo itu di atas papan alas membentuk sebuah maze atau labirin. Namun ada satu hal yang harus diperhatikan, maze untuk anak usia 2-4 tahun tentu saja berbeda dengan maze untuk anak berusia 4-5 tahun. Tingkat kesulitannya haruslah diperhatikan dan tahapannya haruslah disesuaikan dengan kemampuan anak. Mulai dengan maze sederhana terlebih dahulu, jika anak sudah berhasil, barulah naikkan tingkat kesulitannya secara bertahap

Maze untuk anak TKA (usia 4-5 tahun)
Maze untuk anak usia 2-4 tahun
Selain maze berukuran kecil, kami juga membuat maze berukuran raksasa. Maze berukuran raksasa ini tentu saja memiliki fungsi yang tidak jauh berbeda dengan maze berukuran kecil, hanya saja maze raksasa ini mempunyai fungsi tambahan lainnya, yaitu melatih kordinasi, akurasi dan keseimbangan anak serta melatih kerjasama anak. Maze berukuran raksasa ini bisa dibuat dengan menggunakan block atau giant brick. Dan tentu saja prinsip pembuatannya masih sama dengan maze berukuran kecil, harus disesuaikan dengan umur dan kemampuan anak.
Maze raksasa untuk anak Klab (usia 2-3 tahun)
maze raksasa untuk anak TKA (usia 4-5 tahun)
Selamat mencoba..


 

Tiup Ini, Tiup Itu, Tiup Semuanya

Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk melatih kemampuan oral motor anak, salah satunya adalah latihan untuk menguatkan otot-otot oral. Latihan ini tidak hanya baik untuk anak, namun juga baik untuk orang dewasa.

Di Klab GagasCeria, latihan oral motor diperlukan sebagai latihan persiapan bicara pada anak. Latihan ini nantinya diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk membantu anak agar dapat berbicara dengan artikulasi yang jelas dan mengatasi cadel pada anak.

Salah satu kegiatan yang kami lakukan di sekolah adalah latihan meniup. Latihan meniup itu sendiri bertujuan untuk melatih kekuatan lidah anak. Lidah adalah salah satu alat indera yang selain digunakan untuk mengecap rasa, lidah juga jadi alat untuk berbicara. Oleh karena itu, latihan ini tentunya diperlukan oleh anak usia 2-5 tahun. 

Ada banyak variasi kegiatan meniup yang dapat dilakukan bersama anak, seperti meniup benda (meniup bola, kapas, bulu) atau bahkan meniup gelembung. Beberapa waktu yang lalu kami mengajak anak-anak untuk bermain meiup lilin dan bermain meniup gelembung. Tentu saja kami harus membuat kegiatan ini menarik dan bermakna untuk anak agar anak mau terlibat dan semangat untuk mencoba. Cara agar membuat kegiatan ini jadi bermakna tentunya dengan membuat alur cerita. 

Saat itu, untuk latihan meniup lilin, kami mulai kegiatan dengan cerita ulang tahun. Anak-anak kami ajak menyanyikan lagu ualng tahun dan berdramatisasi seolah-olah mereka sedang berulang tahun. Dan ternyata anak-anak tertarik dan langsung dengan semangat meniup lilin seolah-olah itu adalah lilin ulang tahun mereka.

tiup tiup lilinnya..
Untuk kegiatan meniup gelembung, kami membuat alur cerita seolah-olah ingin membantu Ratu Air (tokoh imajiner dalam sebuat tema tertentu) kembali ke negeri air. Bagaimana cara membantu Ratu Air pulang ke negerinya? Tentu saja dengan cara membuat balon raksasa. Nah disinilah anak-anak mulai berperan, mereka kami minta meniup gelembung sabun untuk menjadi kendaraan Ratu Air pulang ke negeri air. Anak-anak senang sekali, mereka terlihat semangat mencoba meniup sabun untuk membuat gelembung untuk Ratu Air. 

sabun..sabun, jadilah gelembung raksasa..
Hebat anak-anak!!


Sunday, December 21, 2014

We Want More!! 'Cerita Assembly TKA Angin 2013/2014'

Seperti biasanya, di setiap satu tahun pembelajaran, anak-anak akan mengikuti kegiatan assembly sebagai bentuk pengaplikasian tema yang sudah dijalani selama satu tahun ia belajar di level sekolahnya. Well, sebenarnya gak selalu satu tahun, karena ada kalanya assembly diadakan di 3/4 tahun pembelajaran, seperti yang dilakukan di TK dan PG, meskipun untuk anak Klab kegiatan assembly memang diadakan di akhir tahun pembelajaran. Disamping itu, ada tujuan lain dari assembly yang ingin dicapai guru untuk anak-anak, yaitu melatih kepercayaan  diri anak untuk tampil dihadapan orang banyak dan mengembangkan minat anak. 

Di tahun ajaran ini, kami melakukan assembly di bulan Maret, yaitu di tema ke-5, yang artinya ada 4 tema yang harus kami buat menjadi satu alur cerita agar semua rangkaian kegiatan di tema itu dapat disampaikan pada orang tua. Di tahun ini juga, kami pada guru sepakat untuk menyamakan alur dan jenis kegiatan yang akan ditampilkan, meskipun dalam urutan yang berbeda. 

Di kelas Angin, aku dan guru kelas angin lainnya sepakat untuk membuat urutan kegiatan tampil sebagai berikut :
1. Kehadiran seorang seniman yang kehilangan ide berkarya
 
seniman yang kebingungn
2. Si ksatria terlihat kebingungan, di tengah jalan ia bertemu dengan seniman jalanan yang bertanya tentang perasaannya
seniman jalanan yang ramah
3. Setelah bercerita tentang perasaannya, seniman merasa lega, ia melanjutkan perjalanan dan bertemu dengan atlet yang mengajaknya berolah raga sebelum melakukan perjalanan
atlet yang penuh semangat
4. Namun ditengah jalan, ia ternyata masuk ke lubang ajaib yang membawanya ke negeri Dinosaurus
bronto, pteranodon, stego, t-rex dan narator yang cantik
5. Ia menyelamatkan diri dan keluar di sebuah lautan yang luas, disana ia bertemu dengan ksatria laut yang sedang mencari seekor prajurit Ratu Air bernama Hijagu. Ia membantu ksatria itu mencari prajurit Hijagu yang ternyata tersesat di negeri yang jauh.
ksatria lautan yang gagah berani
6. Sebagai rasa syukur atas penemuan prajurit Hijaugu, semua makhluk lautan mengadakan perayaan. Seniman merasa terhibur. Tak hanya itu saja, ia bahkan kembali mendapatkan ide berkarya. Hore!!
ikan duyung yang cantik dan pandai menari
 7. Ternyata ide karya yang didapat seniman adalah bermain musik dengan alat musik yang bukanlah alat musik. Alat musik yang berbeda. Alat musik yang baru. Yaitu bermain musik mengunakan bangku yang dipukul sebagai sumber bunyi atau disebut Tatalu.
para pemain tatalu
8. Seniman merasa senang dan melakukan perayaan sebagai bentuk terima kasih pada teman dan keluarganya.

WWF, Hari Air Sedunia dan GagasCeria

Bulan Maret yang lalu, WWF a.k.a World Wildlife Fund atau organisasi perlindungan satwa dunia, berkunjung ke GagasCeria dalam rangka peringatan Hari Air Sedunia. Dalam kunjungannya ke GagasCeria, WWF membuat beberapa kegiatan yang cukup menarik untuk dilakukan oleh anak-anak usia TK.

Salah satu dari rangkaian acara tersebut adalah kegiatan mendongeng. Pihak WWF mengajak anak-anak untuk menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan dimana pun dan kapan pun juga. Pesan ini dikemas dalam cerita tentang si gajah yang memakan sampah plastik yang dibuang sembarangan oleh seorang anak ke dalam hutan. Gajah itu jatuh sakit. Lalu sampah itu tiba-tiba hidup dan menjadi monster yang mengejar si anak pembuang sampah sembarangan. Si anak ketakutan, terlebih lagi saat mengetahui akibat perbuatannya si gajah menjadi sakit. Monster sampah juga meminta si anak memikirkan akibat lain karena membuang sampah. Si anak merasa perbuatannya tidak tepat, ia pun berjanji tidak akan lagi membuang sampah sembarangan. Ternyata monster itu hanyalah mimpi si anak, namun meskipun demikian, anak itu tetap berpegang teguh pada janjinya untuk tidak membuang sampah sembarangan lagi.

Kegiatan mendongeng yang berhasil menarik perhatian anak
 Setelah mendengarkan cerita, anak-anak diajak bermain bersama pihak WWF. Ada 2 area kegiatan permainan yang disediakan, yaitu area  hewan hutan dan area "ular tangga" hewan hutan.

Untuk area mewarnai, sebelum mewarnai gambar hewan hutan, anak-anak diajak menonton film animasi tentang kebaikan hewan hutan. Film itu berkisah tentang seekor orang utan yang diburu oleh pemburu hewan langka. Pemburu yang sedang bersemangat mengejar orang utan itu tidak menyadari bahwa dirinya sedang diintai oleh seekor harimau hutan. Ketika pemburu itu lengah, harimau tadi langsung menyergapnya, pemburu ketakutan. Namun nyawanya dapat tertolong berkat bantuan orang utan yang sengaja mematahkan dahan pohon tepat di atas tubuh harimau hingga harimau itu menyelamatkan diri dan tidak memangsa pemburu. Pemburu berterima kasih dan bertekad tidak akan jadi pemburu lagi. Dan ia menepati hal itu, pemburu kini menjadi pengawas perlindungan hewan langka.

menonton film animasi pelindung hutan
mewarnai gambar hewan hutan
Kegiatan bermain lainnya adalah permainan "ular tangga" hewan hutan. Cara bermainnya cukup mudah, anak-anak hanya perlu memutar dadu, melompat ke karpet "ular tangga" sejumlah angka di dadu dan menjawab pertanyaan di kotak yang ia tempati. Jika berhasil, anak akan mendapat reward dari pihak WWF.

antri dulu sebelum main
hop..hop.. lompat.. lompat..
Terima kasih atas kunjungan dan ajakan bermainnya, WWF ^^

Monday, February 17, 2014

Cuci Mobil = Main Air = Main Sensori

Well, pada dasarnya air adalah salah satu media yang bisa diolah dengan beragam cara. Seperti dapat digunakan untuk melatih konsep terapung tenggelam, melatih konsep larut tidak larut atau konsep-konsep lainnya. Untuk anak usia preschool, air adalah satu diantara banyak media sensori untuk anak. Di tema Kendaraaan Penyelamat Binatang ini, kami kelas Kepik TK GagasCeria Bandung, mengemas ide  bermain air melalui kegiatan mencuci mobil. 

Media yang digunakan hanyalah 3 (tiga) buah mobil mainan yang sudah diolesi tanah yang basah, air 1 (satu) ember besar dan ember kecil untuk semua anak. Mengapa kami memilih menggunakan hanya 3 (tiga) mobil dan 1 (satu) ember besar untuk 12 anak? Tentu saja ini ada tujuannya, yaitu untuk melihat sejauh mana kemampuan anak kelas Kepik berbagi dengan teman sekelasnya. Dan ternyata, anak-anak sudah mau berbagi kesempatan dengan teman lain, dan bukan itu saja, anak-anak bahkan sudah mau bersabar menunggu giliran saat bahan yang digunakan jumlahnya tidak cukup untuk semua anak. Fiuhh, bangga sekali rasanya.

sabar mendengarkan tata cara dan aturan kegiatan
Awalnya anak-anak asyik dengan kegiatan mengisi ember kecilnya dengan air dan menyiramkannya ke mobil yang ada. Mereka melakukan hal tersebut berulang kali untuk memastikan sudah mencuci mobil dengan bersih.

si..isi..isi.. isi embernya
ram..ram..ram..siram sana
ram..ram..ram..siram sini
 Kemudian, ketika guru mengingatkan tentang kotoran yang masih melekat di mobil, beberapa anak secara spontan menggosok-gosokkan tangannya ke mobil untuk membersihkan kotoran yang melekat. Hal ini tentu saja menginspirasi anak-anak lainnya ^^

sok..sok..sok..gosok sana..gosok sini
Setelah puas bermain, anak-anak diajak mengelap mobil yang sudah dicuci. Karena spons yang akan digunakan jumlahnya terbatas, akhirnya kegiatan mengelap dengan spons dibagi menjadi dua kelompok. Anak perempuan mendapat giliran pertama untuk mengelap, sedangkan anak laki-laki tentu saja harus menunggu setelah anak perempuan selesai melakukan eksplorasi dengan spons. Anak laki-laki yang biasanya aktif bergerak, kini mau mencoba sabar menunggu giliran sambil bercerita dengan teman-teman lainnya. Hebat!!

lap..lap..lap..lap mobil dengan spons
Dan akhirnya, mobil yang kotor pun telah bersih kembali, Horee!!

Sunday, January 5, 2014

Menghias Istana Pelangi

Akhir semester yang lalu, aku dan teman-teman guru klab sepakat mengajak anak-anak menghias Istana Pelangi yang menjadi ikon sentral dari tema terakhir di semester itu. 

Istana Pelangi yang akan dihias oleh anak-anak kali ini terbuat dari kue kering karya Elsya Bento. Dan untuk dapat menghias kue tersebut, kami harus menuju ke dapur dari Elsya Bento yang terletak di salah satu kawasan di kota Bandung.

sabar menunggu giliran menghias kue dengan bernyanyi bersama
Sesampainya di lokasi, anak-anak diajak mengingat kembali segala hal tentang Istana Pelangi, baik melalui cerita dan lagu. Kemudian secara bergantian anak-anak diajak menghias kue berbentuk Istana yang sudah ada menggunakan cream berwarna merah, kuning dan biru. Kami sengaja minta untuk disediakan warna-warna tersebut karena warna primer itulah yang memang dikenalkan pada anak. Warna yang digunakan termasuk aman, karena menggunakan pewarna makanan.

Di hari itu, kelas Kepik mendapat kesempatan pertama untuk menghias kue. Aqsha, Ghea, Samira, Rafi, Gea dan Echan mendapat giliran pertama. Sedangkan Belva, Hasna, Chacha, Dzakka dan Hagia mendapat giliran kedua.
kelompok pertama menunggu kue dibagikan
kelompok dua dengan kue berbentuk istana
Mula-mula anak-anak dibagikan kue berbentuk istana, lalu anak-anak diberi masing-masing 4 (empat) buah warna untuk menghias kue, yaitu warna putih, merah, kuning dan biru. Kemudian anak diberi kesempatan untuk menghias kue sesuai kreasinya.  Setelah itu, kue yang telah selesai dihias dibakar di oven sekitar 15 - 20 menit agar cream tersebut mengeras dan menempel di atas kue, barulah sesudahnya kue-kue tersebut dapat di bawa pulang. Selesai deh kegiatannya dan anak-anak pun kembali ke sekolah untuk bertemu orang tuanya masing-masing dengan membawa kue kreasi mereka. Hore!! ^^

asyik menghias kue
campur-campur warna untuk kue
pencet-pencet biar warnanya keluar
warna-warni Istana Pelangi

Saturday, January 4, 2014

Berbagi melalui Gambar

Selama semester satu yang lalu, aku dan partner beberapa kali mengajak anak-anak melakukan kegiatan kerjasama. Namun kegiatan kerjasama ini sedikit berbeda dengan yang biasa dilakukan orang-orang. Bedanya adalah sebelum kegiatan dimulai, anak-anak terlebih dahulu diminta merancang karya kerjasama yang akan dibuat. Rancangan itu dibuat bersama-sama dalam bentuk gambar. 

Bagaimana cara merancang karya melalui gambar secara bersama-sama?
Well, yang kami lakukan adalah setelah mengajak anak-anak berdiskusi dengan pasangan tentang karya yang akan dibuat, mereka diminta menggambarkan ide karya secara bersama-sama dan atau bergantian melengkapi gambar rancangan karya. Misalnya saat menggambar orang, anak pertama menggambar kepala, lalu anak kedua melanjutkan dengan menambakan bagian wajah serta leher, lalu anak pertama menggambar badan selanjutnya anak kedua menambahkan bagian tangan dan jari, dan seterusnya. 

suasana saat menggambar orang secara kerjasama
suasana saat bekerjasama menggambar rancangan gedung pameran
Ada banyak manfaat yang diperoleh anak dari kegiatan ini. Selain melatih kemampuan anak bekerjasama, dalam kegiatan ini juga terjadi pertukaran ide, pertukaran informasi bahkan saling menginspirasi. Hal ini sudah terbukti, karena saat di kelas ada salah satu anak yang saat menggambar orang, bagian tangan dan kaki gambar orangnya selalu hanya berupa satu garis (tidak berdaging), namun setelah mengikuti kegiatan menggambar bersama, akhirnya gambar bagian kaki dan tangannya tidak lagi hanya berupa satu garis, melainkan berupa dua garis yang tertutup menyerupai daging. ^^

gambar Dino -  Gadi, Allena - Abrar, Rafi - Dio - Zhafran, dan Ical - Zaky
gambar Naomy - Rania dan Theya - Tata
Gambar Cila - Abiel, Aira - Dio dan Rydho - Naufal
Disamping itu, di kegiatan ini anak-anak belajar berbagi kesempatan dengan teman lainnya. Cara untuk mengetahui sejauh mana anak bisa berbagi kesempatan dengan temannya adalah dengan cara meminta anak menggunakan alat tulis dengan warna berbeda dan jangan lupa minta juga anak menuliskan namanya menggunakan alat tulis yang ia gunakan. Jika presentasi warna di karya sama banyak, berarti anak-anak di kelompok tersebut sudah mulai mampu berbagi kesempatan dengan pasangannya.

(Atas) Karya Cila - Rania, dan Gadi - Rydho. (Bawah) Karya Dio - Naufal dan Vio - Abiel
Karya Naomy - Tata, Aira - Zeda dan Abrar - Zhafran

Making of Koran Kelas TKA

Sejak awal tahun ajaran ini, GagasCeria konsisten membuat koran kelas di setiap akhir tema. Selama ini mungkin belum banyak yang tahu bagaimana proses pembuatan koran kelas dari awal hingga akhirnya dipajang di mading sekolah. 

Mungkin sama seperti membuat majalah atau koran pada umumnya, harus ada brainstorming ide dulu sebelum diputuskan materi yang akan ada di koran tersebut. Begitu juga halnya dengan koran kelas. Aku dan partner berdiskusi dulu, memilih materi yang akan ditulis di koran tersebut. Setelah itu, barulah kami bersama-sama merancang kata-kata yang akan ditulis di koran. Untuk tema ini, aku dan partner membuat draft tulisan di words.

Tulisan selesai, selanjutnya memilih foto yang akan di sisipkan di koran. Foto yang digunakan tentu saja yang berkaitan dengan tema. Selanjutnya foto-foto yang sudah dipilih tadi disusun dan diatur pencahayaan serta layout-nya agar tampilannya lebih manis.

Setelah tulisan dan foto tersedia, barulah proses dilanjutkan dengan membuat layout koran. Ide pembuatan layout ini sebaiknya sudah dipikirkan sebelum menyusun layout foto. Karena keduanya akan saling mempengaruhi. Program yang digunakan bisa publisher, corel atau bahkan adobe illustrator atau adobe indesign.

Terakhir tentu saja publikasi dengan cara mencetak koran yang sudah dibuat. Selesai deh ^^